Kejadian ini sebenarnya sudah empat tahun yang lalu, tepatnya pada hari Senin 19 September 2016, Saya pergi ke kantor Imigrasi Yogyakarta untuk
membuat passport. Sebagaimana yang saya
baca-baca di internet kita harus pergi pagi-pagi untuk mengambil
antrian. Bahkan salah satu sumber ada yang mengatakan kalau pendaftaran per
hari cuma dibatasi 75 orang. Berbekal informasi dari teman tentang lokasi
kantor Imigrasi yang katanya berada sebelah kiri jalan Solo sebelum Bandara
Adisucipto, akhirnya saya berangkat.Ternyata miss persepsi kiri jalan, ini
informasi yang menyesatkan karena tidak jelas dari arah mana? Apakah dari Timur
jalan Solo atau Barat? Sedangkan saya berangkat dari arah Barat Jl Solo.
Meskipun kita sisir tak akan ditemukan kantor Imigrasi, karena dia berada di
kanan jalan sehingga kalau kita berangkat dari arah barat, harus cari potongan
jalan memutar arah untuk bisa sampai kantor imigrasi. Lebih tepatnya kantor
Imigrasi berada di jalan Solo KM 10, sebelah barat parkir Bandara Adisucipto.
Singkat cerita sampai sana kira-kira jam 08.00, karena tadi sedikit nyasar dan
dapat no antrian 77. Sebelum antri sebaiknya ambil map dulu, atau menyusul juga
tidak apa-pa. Map ini berwarna kuning. Di bagian depan map ada tulisan Nama,
Alamat dan Kewarganegaraan dan lain-lain. Isilah nama di map sesuai dengan nama
di KTP. Map ini disediakan gratis. Ketika mengambil antrian biasanya akan
ditanya oleh petugas, antrian untuk yang biasa atau on line. Setelah itu
petugas juga akan menanyakan sekaligus mengecek apakah persyaratan sudah
lengkap? Persyaratan untuk membuat passport cukup simple, KTP, KK dan Akta
Kelahiran/Ijazah. Ijazah ini bebas, boleh ijazah SD, SMP atau Ijazah Sarjana.
Cukup dicopy satu lembar, dan copy KTP tidak usah dipotong/ copy ukuran A4.
Jangan lupa yang asli juga harus dibawa sebagai bukti. Perlu diketahui bahwa
cara mengambil antriannnya adalah manual, bukan dengan mesin sebagaimana jika
kita ambil antrian di bank atau kita mau bayar pajak kendaraan. Jadi nanti yang
mengambilkan antrian adalah petugasnya. Untuk yang mengurus passport
manual disebut walk in. Setelah dapat no antrian kita diminta menunggu
dan nanti akan dipanggil pakai pengeras suara. Lagi-lagi ini juga manual. Tidak
ada display informasi, sekarang sudah sampai no berapa? Bagi yang tidak sabar
menunggu sambik duduk, alias ditinggal jalan-jalan atau ngopi di kantin ya bisa
berakibat terlewat no antriannya. Petugas tidak akan mengulangi memanggil jika
ada yang tidak datang, jalan terus, karena yang antri banyak sekali. Melihat no
antrian saya yang no 77 berarti per hari sudah tidak dibatasi 75 orang
sebagaimana info yang saya baca sebelumnya. Sudah ada peningkatan pelayanan.
Tapi meski demikan katanya jam sepuluh antrian ditutup. Jadi bagi yang datang
setelah jam 10:00 harus mengulang lagi datang ke esokan harinya, atau daftar on
line. Awalnya saya juga berencana daftar on line tapi ternyata tidak
semudah yang saya kira karena servernya sering refused, browser kita
tidak mau membuka web nya karena dianggap tidak aman. Ini tidak sekali, tapi
berkali-kali. Awalnya saya anggap karena jaringan internet tidak kuat (padahal
sudah pakai yang 4G). Sampai saya pindah ke warnet pun juga ternyata sama,
tetap tidak bisa. Saya hanya bisa daftar sekali, akan tetapi ketika memasukkan
kode captha untuk konfirmsi pebayaran selalu gagal (padahal ini sudah
tahap yang paling akhir). Ketika saya coba daftar lagi sudah tidak bisa. Ini
juga nanti mau saya tanyakan ke petugas kalau saya sudah dipanggil menyerahkan
berkas dan wawancara. Meskipun daftar on line kita juga masih harus ke
kantor Imigrasi buat interview dan foto. Di kantor imigrasi Yogyakarta ada
empat loket. Loket satu dan dua buat yang membuat passport lewat metode walk
in dan loket tiga dan empat buat yang membuat passport lewat cara on
line. Jika membuat passport lewat metode on line kita bayar dulu di
bank baru bisa interview dan foto. Tapi jika walk in dibalik, interview
dan foto dulu baru bayar di bank. Kurang lebih tiga jam (kira-kira jam sebelas)
menunggu akhirnya dipanggil ke loket dua. Kalau yang mendaftar on line,
tidak perlu mengantri lama karena data sudah masuk. Waktu tunggu relatih lebih
cepat. Mungkin tidak sampai tiga jam. Sama petugas di loket dua ditanya buat
apa bikin passport? Mau ke negara mana? Skip-skip. Sebelum interview
berakhir saya tanyakan kenapa susah daftar on line? Katanya karena
sekarang ada sistem pembayaran baru simponi on line jadi server sering
error. Kemudian petugas minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Di sini kita diminta
menunjukkan berkas yang asli (KTP, KK, Ijazah). Setelah itu saya diminta
menunggu di luar nanti namanya akan dipanggil untuk pengambilan foto. Petugas
juga meminta maaf karena nanti menunggunya cukup lama katanya. Kira-kira jam 14:00, setelah jam istirahat
selesai (jam 12:00 sampai jam 13:00) saya dipanggil untuk foto dan rekam sidik
jari. Kira-kira dua jam dari penyerahan berkas dan interview. Di sini sepuluh
jari kita direkam. Setelah selesai petugas akan mencetak nota pengantar
pembayaran ke bank (simponi on line). Menurut penjelasan petugas, ketika
mencetak nota ini sering gagal, karena server di pusat ada kendala. Di nota ini
distempel oleh petugas bahwa passport bisa diambil minimal tiga hari setelah
pembayaran. Dengan nota pengantar ini kita bebas membayar di bank mana saja.
Saya membayar biaya pembuatan passport (waktu itu Rp.355.000,00) di bank BRI
depan RSU Harjo Lukito. Proses pembuatan passport selesai, meski passport
belum bisa diambil. (Bagi yang menginginkan proses satu/dua hari selesai bisa
mencoba lewat biro jasa. Tentu konsekwensinya biayanya bisa dua sampai tiga
kali lipat dari biaya normal). Bukti pembayaran dari bank nanti digunakan untuk
ambil passport. Proses pembuatan passport bisa dilacak lewat
sistem on line dengan no pemohon yang ada dalam nota pengantar
pembayaran ke Bank. Hari Selasa-Rabu berikutnya saya pantau proses pembuatan
passport masih pembayaran simponi online. Pada hari Kamisnya saya lihat
sudah cetak passport. Pada hari Kamis situ juga saya ambil passport sekitar
jam 10:00. Untuk pengambilan passport
waktunya tidak selama proses memasukkan berkas (sekaligus interview) dan
antri foto. Kurang lebih setengah jam dipanggil petugas, diminta cek nama dan
tanggal lahir sudah benar belum. Kalau sudah benar tanda tangan bukti
pengambilan dan petugas meminta foto copy bagian depan dan belakang passport
untuk di arsip. Akhirnya pembuatan passport selesai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
GUCI
GUCI. Asal muasal dari nama daerah ini katanya berasal pada zaman penyebaran Islam oleh walisongo. Orang /wali yang menyebarkan Islam di Teg...
-
Link berikut ini berisi koran-koran berbahasa Arab dari berbagai negara. 1. SAUDI ARABIA | SHOHIFAH Okaz Saudi News Ag...
-
Lebih dari satu tahun yang lalu, setelah melalui serangkaian tes di UIN Sunan Ampel Surabaya, saya dinyatakan lolos dan bisa mengikuti p...
-
Pada waktu kita menulis dengan menggunakan bahasa Arab dan membuat footnote , garis pembatas antara footnote dengan tulisan di atasnya ( f...
Slots with Casino Games - Mapyro
BalasHapusPlay the most popular 영천 출장샵 slots at Mapyro Casino in San Manuel. 의정부 출장샵 With the best 춘천 출장마사지 payout percentages, 양산 출장마사지 they make sure 광양 출장샵 to play at your favorite slot machines