Lebih dari satu tahun yang lalu, setelah
melalui serangkaian tes di UIN Sunan Ampel Surabaya, saya dinyatakan lolos dan
bisa mengikuti program peningkatan kemampuan berbahasa Arab. Program ini
digagas oleh DIKTIS Kemenag. Waktu itu, ada dua program peningkatan kemampuan
berbahasa, Arab dan Inggris. Meskipun seleksi dilakukan di UIN Sunan Ampel,
tetapi pelaksanaan program dilaksanakan di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Menurut info yang saya terima, peminat program pelatihan bahasa Arab sangat
sedikit, jika dibandingkan dengan bahasa Inggris. Bahkan untuk yang bahasa Arab
sampai dilakukan tes seleksi dua kali. Pertama di UINSA Surabaya dan yang kedua
di UIN Maulana Malik Malang. Selain itu, menurut cerita UINSA juga belum siap menyelenggarakan
program ini, makanya dipindah di UIN Maulana Malik Malang. Saya sendiri,
sebagai peserta juga merasakan sendiri. Bagaimana waktu itu para pegawai di
UINSA kebingungan ketika kami, para peserta sampai di UINSA. Beberapa malah
tidak tahu. Ketika dinyatakan lolos, saya juga bingung mengingat tugas saya
sebagai ASN nanti bagaimana. Untunglah waktu itu keluar peraturan yang mengatur
kebijakan bagi ASN, terutama terkait dengan hak dan kewajiban. Jadi akhirnya
saya putuskan tetap mengikuti program ini.
![]() |
Di antara tenaga pengajarnya adalah DR. Faisal (dari Sudan) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar